Seorang guru tanya, “Apakah soal HOTS itu tepat untuk ujian para siswa?”
“HOTS adalah kesalahan secara praktis. Secara teoritis mungkin saja benar tapi mungkin juga salah menerapkan HOTS dalam ujian siswa-siswa kita.”
Kesalahan praktis HOTS adalah sistem pendidikan dan ujian kita belum siap dengan HOTS. Benar bahwa HOTS menuntut kemampuan berpikir yang lebih tinggi bagi para siswa. Di saat yang sama HOTS juga menuntut kemampuan berpikir yang lebih tinggi semua pihak. Termasuk kemendikbud, panitia ujian, pemeriksa ujian, guru, dan sebagainya.
Misalkan terdapat soal sebagai berikut:
- Ada berapa jeruk pada gambar di bawah ini?
Apa jawaban Anda?
Jawaban ada 30 jeruk adalah benar tapi hanya memperoleh poin 10% saja karena HOTS menuntut cara menyelesaikan soal. Jebakan HOTS terdapat pada cara di mana panitia hanya mengakui 1 cara yang benar yaitu cara yang sudah ditetapkan oleh panitia dan tertulis pada kunci jawaban pembahasan.
Cara 1:
3 jeruk x 10 = 30 jeruk
Cara 2:
10 jeruk x 3 = 30 jeruk
Cara 3:
2 x 5 x 3 jeruk = 30 jeruk
Cara 4:
Dihitung satu demi satu hasilnya 30 jeruk
Cara 5:
10 jeruk + 10 jeruk + 10 jeruk = 30 jeruk
Dan masih ada banyak cara lain untuk menghitung dengan benar bahwa hasil akhirnya adalah 30 jeruk. Apakah adil bila panitia hanya membenarkan satu cara saja untuk menjawab soal HOTS? Apakah itu tidak membunuh kreativitas anak-anak? Apakah cara yang dipilih panitia adalah satu-satunya yang benar?
Saran untuk mendikbud barangkali bisa memperbaiki pendidikan berhubungan dengan HOTS tersebut.
- Gunakan HOTS pada proses pembelajaran secara kreatif.
- Jangan gunakan HOTS pada sistem ujian apalagi dalam ujian akhir semacam UN.
- Lakukan pengukuran dengan survey untuk mengetahui kemampuan HOTS.
Bagaimana menurut Anda?
Salam hangat…