Kita bangga dengan pendidikan kita yang hebat. Tapi apakah tepat? Apakah bijak? Apakah baik?

Waktu saya kuliah kalkulus I di ITB mendapat materi ekspansi aljabar yang sangat keren. Aljabar ini dapat menyelesaikan masalah deret teleskopis dengan indah. Di tahun 2010 materi tingkat I ITB ini saya temukan jadi materi SMA. Sekarang bahkan ada di buku matematika SMP. Apakah kelak akan jadi materi untuk siswa SD?

Saya pikir pendidikan Indonesia sangat hebat yang mampu memasukkan materi universitas menjadi bahan ajar siswa SMP. Namun hal ini tidap tepat karena dengan materi yang standar saja anak-anak SMP kita tidak mudah menguasai matematika. Apalagi mereka harus mempelajari materi tingkat kuliah. Beban terlalu berat dapat mengakibatkan siswa stress, apatis, dan tidak mau belajar.

Pendidikan kita tidak perlu kesan hebat begitu. Pendidikan kita perlu ukuran materi yang tepat. Tepat untuk anak didik, tepat untuk guru, tepat untuk masyarakat, tepat untuk menghadapi hari ini, dan tepat untuk menyongsong masa depan.

Apa solusinya?

1. Merancang ulang kurikulum. Tiap ganti menteri maka ganti kurikulum. Kurikulum baru adalah proyek baru. Orang sering mengatakan begitu. Menurut saya, menteri pendidikan dapat saja merancang ulang kurikulum baru dari kurikulum yang ada sekarang. Jadi tidak harus membuat kurikulum baru.
2. Merancang kurikulum dengan cara eliminasi. Beban kurikulum kita cenderung menambahkan sesuatu. Menambahkah teknologi, menambahkan agama, menambahkan karakter, dan menambahkan yang lainnya. Menteri pendidikan perlu menyusun strategi tepat justru untuk mengurangi kurikulum yang ada atau meng- eliminasi sesuatu yang tidak perlu atau berlebihan.
3. Cara mengeleminasi adalah dengan menyusun ukuran yang tepat. Ukuran yang tepat perlu penelitian yang lebih akurat. Kita memiliki banyak ahli pendidikan dan ahli penelitian. Menteri pendidikan dapat memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada untuk kemajuan pendidikan Indonesia.

Bagaimana menurut Anda?

Salam hangat…